Jumat, 11 April 2014

cara hardening besi

Proses Hardening
Setelah klep dipotong, tentunya wajib kembali dibikin keras. Tujuannya supaya batang klep tidak jeber dipukul rocker-arm. Untuk itu, butuh proses hardening. Tekniknya batang klep dipanaskan menggunakan las asitilen. Jangan menggunakan las karbit karena dikhawatirkan kurang panas.

Perlu juga diwaspadai saat proses hardening. Jangan kelewat panas yang berisiko klep jadi patah. Sebaliknya, kalau kurang panas juga bakal lembek alias masih mudah jeber. Proses pemanasan cukup sampai membara kira-kira mendekati titik leleh besi.

Gampang kok caranya mengetahui sudah mendekati titik leleh. Perhatikan warna ketika klep dibakar. Awalnya klep akan merah membara, kemudian oranye dan begitu mencapai kelir kuning stop pemanasan.

Begitu klep berwana kuning segera celup pada cairan kimia. Cairan kimia ini campuran dari RBK (Racun Besi Kuning) atau RBM (Racun Besi Merah) dengan air. Komposisinya 100 cc air dicampur dua sendok makan RBK atau RBM. Terserah mau pakai RBK atau RBM, menurut Chandra sama saja.

“Untuk mendapatkan RBM atau RBK, bisa cari di toko kimia. Kemasan ½ kg Rp 100 ribu,” jelas Chandra dari Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung.

Brother berkacamata itu juga kasih penjelasan. Katanya dalam proses pemanasan tidak bisa menggunakan campuran RBK plus air. Ada klep yang cukup pakai oli. Bedanya bisa langsung dites menggunakan magnet.

Magnet ditempelkan pada batang klep. Jika bersifat magnetik, klep nempel di magnet. Artinya, setelah proses hardening cukup dicelup oli. Seperti klep Sonic, batang atas nempel dan bawah enggak, maka cukup dicelup oli.

Jika seperti klep EE dan GL-Pro berlainan. Klep isap bersifat magnetik, setelah pemanasan dicelup oli doang. Klep buangnya yang non magnetik alias tidak nempel magnet harus menggunakan cairan RBK dan air.

Cara menentukan Diameter Venturi Karburator


Dalam teori korek mesin 4 tak, ukuran diameter port in yang opimal adalah 80% dari diameter klep. Jika dihitung dari diameter klep Thunder 125 yang berukuran 26mm, maka ukuran yang optimal adalah 20mm. Pada kenyataannya, port thunder 125 berukuran 23 mm terhitung dari mulut intake yang berhadapan dengan manifold karburator. Tapi hal ini tidak menjadi masalah karena panjang port in thunder yang tergolong pendek, jadi walaupun port tergolong besar namun laju gas bakar tetap cepat. Masalah yang mungkin muncul adalah pada putaran rendah gas bakar yang masuk ke dalam port terlalu banyak, namun masalah ini diatasi oleh karburator yang memiliki sistem kerja vakum sehingga gas bakar yang masuk ke ruang bakar sesuai kebutuhan. Ukuran venturi karburator yang optimal dihitung dalam rumus berikut:
D= K x √ (CxN)
keterangan:
D= Diameter venturi karburator, dalam satuan mm.
K= Konstanta (nillainya ada di antara 0.6 – 0.9, untuk motor harian disarankan 0.65).
C= Kapasitas mesin mesin, dalam satuan liter.
N= Putaran mesin puncak yang diinginkan, dalam satuan rpm.
Jika memasukkan spesifikasi thunder 125 kedalam rumus, maka:
D= 0,65 x √ (0,125 x 9500)
D= 22,39 mm atau jika dibulatkan 22 mm.
Dengan memperhitungkan spesifikasi dalam brosur bahwa peak power thunder 125 terletak di 9500 rpm dan dengan konstanta 0,65 yang dimasukkan untuk rata-rata motor harian, maka diameter optimal venturi karburator untuk thunder 125 adalah 22mm. Contoh lain dalam menghitung besarnya venturi karburator adalah jika mengaplikasi spesifikasi Jupiter Z, sebagai berikut:
D= 0.65 x √ ( 0.107 x 7500 )
D= 18,41 mm, mendekati spek karburator Jupiter Z yang memiliki venturi 17mm.
Dengan spek karburator thunder 125 yang memiliki venturi 26mm, dengan nilai konstanta tetap 0,65 maka putaran mesin untuk peak power bisa mencapai 13.000 rpm, yang sangat jarang digapai dalam penggunaan harian.