Proses Hardening
Setelah klep dipotong, tentunya wajib kembali dibikin keras. Tujuannya
supaya batang klep tidak jeber dipukul rocker-arm. Untuk itu, butuh
proses hardening. Tekniknya batang klep dipanaskan menggunakan las
asitilen. Jangan menggunakan las karbit karena dikhawatirkan kurang
panas.
Perlu juga diwaspadai saat proses hardening. Jangan kelewat panas yang
berisiko klep jadi patah. Sebaliknya, kalau kurang panas juga bakal
lembek alias masih mudah jeber. Proses pemanasan cukup sampai membara
kira-kira mendekati titik leleh besi.
Gampang kok caranya mengetahui sudah mendekati titik leleh. Perhatikan
warna ketika klep dibakar. Awalnya klep akan merah membara, kemudian
oranye dan begitu mencapai kelir kuning stop pemanasan.
Begitu klep berwana kuning segera celup pada cairan kimia. Cairan kimia
ini campuran dari RBK (Racun Besi Kuning) atau RBM (Racun Besi Merah)
dengan air. Komposisinya 100 cc air dicampur dua sendok makan RBK atau
RBM. Terserah mau pakai RBK atau RBM, menurut Chandra sama saja.
“Untuk mendapatkan RBM atau RBK, bisa cari di toko kimia. Kemasan ½ kg
Rp 100 ribu,” jelas Chandra dari Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung.
Brother berkacamata itu juga kasih penjelasan. Katanya dalam proses
pemanasan tidak bisa menggunakan campuran RBK plus air. Ada klep yang
cukup pakai oli. Bedanya bisa langsung dites menggunakan magnet.
Magnet ditempelkan pada batang klep. Jika bersifat magnetik, klep nempel
di magnet. Artinya, setelah proses hardening cukup dicelup oli. Seperti
klep Sonic, batang atas nempel dan bawah enggak, maka cukup dicelup
oli.
Jika seperti klep EE dan GL-Pro berlainan. Klep isap bersifat magnetik,
setelah pemanasan dicelup oli doang. Klep buangnya yang non magnetik
alias tidak nempel magnet harus menggunakan cairan RBK dan air.
Jumat, 11 April 2014
Cara menentukan Diameter Venturi Karburator
D= K x √ (CxN)
keterangan:
D= Diameter venturi karburator, dalam satuan mm.
K= Konstanta (nillainya ada di antara 0.6 – 0.9, untuk motor harian disarankan 0.65).
C= Kapasitas mesin mesin, dalam satuan liter.
N= Putaran mesin puncak yang diinginkan, dalam satuan rpm.
Jika memasukkan spesifikasi thunder 125 kedalam rumus, maka:
D= 0,65 x √ (0,125 x 9500)
D= 22,39 mm atau jika dibulatkan 22 mm.
Dengan memperhitungkan spesifikasi dalam brosur bahwa peak power thunder 125 terletak di 9500 rpm dan dengan konstanta 0,65 yang dimasukkan untuk rata-rata motor harian, maka diameter optimal venturi karburator untuk thunder 125 adalah 22mm. Contoh lain dalam menghitung besarnya venturi karburator adalah jika mengaplikasi spesifikasi Jupiter Z, sebagai berikut:
D= 0.65 x √ ( 0.107 x 7500 )
D= 18,41 mm, mendekati spek karburator Jupiter Z yang memiliki venturi 17mm.
Dengan spek karburator thunder 125 yang memiliki venturi 26mm, dengan nilai konstanta tetap 0,65 maka putaran mesin untuk peak power bisa mencapai 13.000 rpm, yang sangat jarang digapai dalam penggunaan harian.

Langganan:
Postingan (Atom)